8 Tips Aman Titipkan Bayi Anda

"Selamat deh yang udah jadi Ibu baru untuk anaknya yang imut". Bayi mungil anda adalah perhiasan terbaik anda saat ini, untuk itu dia perlu dijaga baik-baik dengan penuh rasa kasih sayang. Namun bila anda seorang wanita karir yang mendapatkan batas waktu cuti melahirkan hanya 3 bulan. Apakah anda akan meninggalkan anak anda dirumah sendirian, dan hanya ditemani ayahnya saja??. Apa Bisa ??

Bagi Moms yang tinggal dengan orangtua atau saudara, akan diuntungkan dengan keberadaan mereka yang bisa ikut menjaga si kecil. Bagi yang tidak, TPA (Tempat Penitipan Anak) dan baby sitter bisa menjadi alternatif. Nah, agar tidak bimbang ‘meninggalkan’ si kecil, ikuti tip dari Jovita Maria Ferliana, M. Psi dari RS Royal Taruma berikut ini!


PENGASUH / BABY SITTER

Sebaiknya persiapan ‘menyeleksi’ baby sitter dilakukan minimal 1 bulan sebelum Moms kembali bekerja. Dengan begitu, Moms memiliki kesempatan untuk bisa menilai cara kerjanya di rumah dan yakin bahwa pengasuh yang telah dipilih itu akan sayang dan sigap atau tidak dalam menangani si bayi.

Berikut trik memilih pengasuh:

Lakukan interview

Tanyakan berapa lama dia memiliki pengalaman mengasuh bayi atau anak. Kemudian, cari tahu pula kesan-kesan apa saja yang dia peroleh selama mengasuh bayi, saat memandikan bayi, misalnya. Tanyakan skill-nya, apa yang dia lakukan ketika bayi minum susu, gumoh, dan sebagainya. Minta ia memeragakan bagaimana cara menggendong bayi. Ingat, prioritas utama, pengasuh harus sayang kepada anak-anak. Ini untuk menghindari tindakan tidak terpuji, seperti mencubit anak ketika menangis.

Pilihlah baby sitter yang ‘matang’ usianya

Sebaiknya, carilah baby sitter yang usianya minimal 28 tahun. Di mana perempuan dinilai sudah memiliki kematangan emosi dan pengalaman yang cukup.

Perhatikan penampilan baby sitter

Pilihlah baby sitter yang cara berpakaiannya, wajah atau potongan rambutnya, rapi dan bersih.

Periksakan kesehatan baby sitter

Mintalah catatan kesehatannya. Bila perlu periksakan kondisi kesehatannya di RS, sehingga Moms tahu, apakah dia memiliki penyakit yang bisa menulari bayi atau tidak.

ORANGTUA / SAUDARA

Suatu keuntungan tersendiri bagi Moms yang orangtua atau kerabatnya tinggal dalam satu rumah atau lokasi yang berdekatan. Pasalnya, Moms lebih mudah untuk memercayakan bayi kepada mereka. Ditambah, orangtua memiliki segudang pengalaman mengasuh bayi sebelumnya.

Berikut ini trik aman menitipkan bayi:

1. Meski mereka adalah bagian dari keluarga Moms, sebaiknya latih mereka selama 2 minggu untuk terbiasa menghadapi ‘situasi’ dalam menjaga si kecil. Misalnya, memerhatikan kebiasaaan-kebiasaan bayi, jam tidur, makan, dan sebagainya.

2. Sebaliknya, bila Moms tidak seatap dengan orangtua/saudara, mintalah mereka datang ke rumah. Tujuannya, agar bayi tidak kaget dengan situasi yang beda saat berada di rumah orangtua/saudara. Selain itu, untuk meminimalisir kelelahan bayi akibat dibawa ‘ke sana-ke mari’.

3. Tetap berikan jadwal kebiasaan bayi dan diskusikan bersama orangtua/saudara - perihal pemberian susu, makan, jam tidur - sehingga bayi familiar dengan mereka.

TEMPAT PENITIPAN ANAK / BABY CARE

Bagi Moms yang ingin praktis dan tak ingin merepotkan orangtua/kerabat, bisa menitipkan bayinya di TPA. Apalagi, umumnya TPA/Baby Care juga memiliki fasilitas untuk mendukung tumbuh kembang dedek bayi.

Panduan Menitipkan Bayi Ke TPA/Baby Care:

- Carilah TPA/Baby Care yang jaraknya berdekatan dengan tempat kerja atau rumah sehingga Moms gampang mengunjungi si kecil.

- Walaupun Moms berniat tak ingin merepotkan orangtua/kerabat, sebaiknya bayi dititipkan ke TPA minimal usia 9 bulan. Karena pada usia ini, daya tahan tubuh bayi sudah terbentuk sehingga bisa meminimalisir tertularnya penyakit dari bayi-bayi lain atau pengasuh yang berada di TPA.

- Pastikan program-program ‘pendidikan’ di TPA sesuai dengan kebutuhan bayi serta bayi tercukupi kebutuhan biologisnya – makan atau minum.

5 Hal Sebaiknya Moms Lakukan!

1. Diskusikan jadwal si bayi kepada pengasuh/baby sitter/saudara/orangtua. Contoh, jam berapa saja dia tidur, minum susu, mandi, bermain, dan sebagainya.

2. Cobalah negosiasi dengan atasan untuk mengambil hari pertama kerja pada hari-hari jelang akhir pekan, umpamanya, Kamis atau Jumat, supaya Moms tidak dibebani kecemasan terhadap bayi pada hari-hari awal ‘melepas’ si bayi. Setidaknya, Moms bisa berpikir akan ada hari panjang yang bisa dilewatkan bersama buah hati.

3. Sebelum dan pulang kerja, cobalah lakukan bonding dengan si kecil. Seperti, memandikan, menyusui, bermain, mengajaknya bicara, dan sebagainya.

4. Rajinlah telepon ke rumah, atau bila ada fasilitas webcam, gunakanlah untuk memantau kondisi bayi. Tentu aja, kegiatan ini Moms lakukan di sela-sela waktu luang kerja, misalnya saat istirahat siang. Atau bila jarak antara rumah dan kantor berdekatan, Moms bisa pulang ke rumah sebentar untuk menyusui bayi agar bonding tetap terjaga.

5. Berkaitan dengan medis. Beritahukan pada orang yang mengasuh bayi pertolongan pertama yang dilakukan bila bayi sakit, misalnya menelepon Moms, menunjukkan letak kotak obat, membekali mereka dengan nomor telepon dokter / rumah sakit, dan sebagainya.

untuk 3 tips berikutnya menyusul kehadapan anda

sumber://www.okezone.com/

Comments