Figur | Puasa Rasulullah

semPATA News | Tak ada yang paling bisa dicontoh dalma hal muamalat selain figur Rasulullah SAW. Beliau selalu menjadi yang terbaik diantara yang baik dan menjadi yang tertinggi diantara yang tinggi. Di bulan suci Ramadhan ini kita hendaknya meniru apa yang sudah pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW melalui Hadits yang banyak diriwayatkan. Yang paling utama adalah puasa di bulan Ramadhan yang sedang kita kerjakan saat ini hendaknya memberikan suatu pencerahan bagi diri kita untuk melakukan training raga dan juga training hati.

Puasa Rasulullah adalah puasa yang bersifat total. Puasa beliau adalah puasa atas seluruh anggota tubuh tanpa kecuali. Jadi tidak hanya puasa perut (tidak makan, tidak minum) dan puasa kemaluan (tidak berhubungan suami isteri). Lebih dari itu, puasa beliau adalah puasa atas akal pikiran, perasaan, perut, kemaluan, mata, telinga, mulut, tangan, kaki dan segenap anggota tubuh yang lainnya. Oleh karena itu, tidaklah sempurna puasa orang yang masih suka menggunjing, mengumpat, berbohong, memfitnah, dan menyakiti orang. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,”Barangsiapa berpuasa tetapi tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan yang keji, maka sekali-kali Allah tidak butuh ia meninggalkan makan dan minumnya.”

Memang benar yang membatalkan sahnya puasa itu hanyalah beberapa hal seperti makan, minum dan berhubungan suami isteri. Namun, siapa yang menjamin bahwa jika puasa kita sudah sah maka pahalanya juga akan sempurna? Betapa banyak orang yang berpuasa tetapi pahala yang ia peroleh tidaklah sempurna, bahkan ia tidak mendapatkan apa-apa kecuali sekadar rasa lapar dan rasa haus.

Oleh karena itu, jika kita ingin mendapatkan kesempurnaan pahala puasa, marilah kita mempuasakan seluruh anggota tubuh kita. Marilah kita mempuasakan akal pikiran kita. Janganlah sekali-kali kita menggunakan akal pikiran kita untuk mengkreasi berbagai tipu muslihat, kelicikan dan kecurangan. Sebaliknya, marilah kita mempergunakannya untuk menciptakan berbagai kreasi cerdas yang bermanfaat bagi umat.

Demikian pula mata dan telinga kita yang merupakan jendela ilmu pengetahuan bagi kita. Marilah kita memanfaatkan keduanya hanya untuk yang baik-baik saja. Bagus sekali jika Ramadhan kali ini menjadi awal bagi kampanye kita untuk mengurangi atau bahkan meniadakan berbagai tayangan dan tontonan pornografi.

Bersyukur sekali datangnya Ramadhan seperti ini telah memberikan celupan suasana islami pada media-media massa yang kita tonton dan kita dengarkan. Media-media elektronik diramaikan dengan tayangan-tayangan islami, meski belum seluruhnya. Demikian pula media-media cetak diramaikan dengan rubrik-rubrik yang membahas masalah-masalah keislaman dan berbagai hal seputar puasa. Semoga yang seperti ini bisa berlanjut, tidak hanya di bulan Ramadhan.

Pun demikian dengan mulut kita. Anggota tubuh kita yang satu ini meskipun mungil akan tetapi luar biasa. Kebaikan yang sangat banyak bisa tercipta dari mulut kita. Demikian pula, kerusakan yang sangat besar dan dahsyat juga bisa tercipta dari mulut kita. Karena itu, tidaklah mengherankan jika Rasulullah pernah bertanya kepada Mu’adz bin Jabal,”Maukah engkau kuberitahu kunci dari semua kebaikan?” Mu’adz menjawab,”Tentu saja, wahai Rasulullah.” Maka Rasulullah menunjuk lidahnya seraya bersabda,”Kendalikan ini!” Pada kesempatan yang lain Rasulullah pernah bersabda,”Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaknya ia berkata yang baik atau (jika tidak) hendaknya ia diam.”

Akhirnya kita semua berharap, dengan puasa total ala Rasulullah kita semua akan mendapati apa yang disabdakan oleh Rasulullah: “Barangsiapa berpuasa lalu ia tidak berkata-kata keji dan tidak mengumpat-umpat maka ia akan keluar dari dosa-dosanya sebagaimana seorang bayi keluar dari rahim ibunya.”

Comments