"Sampah memang menyebakan dan membuat segalanya jadi terasa tidak nyaman". Begitulah sebagian anggapan orang sebelum mengetahui keunggulan dari berbisnis sampah. Dinas Kebersihan dan dan Pertamanan kabupaten Kampar berhasil mengelola sampah menjadi sesuatu yang bisa menambah nilai pendapatan daerah. Dinas itu setiap bulan berhasil menyulap sampah menjadi 500 kilogram pupuk organik.
Tempat Pembuangan Akhir Sampah yang dikelola dinas Pasar Kebersihan dan Pertamanan kabupaten Kampar berhasil mengelola sampah terpadu. Dari pengolahan sampah tersebut saat ini menghasilkan rata 500 kilogram perbulan pupuk kompos yang dihasilkan dari sampah organic. Untuk sampah non organic menghasilkan daur ulang.
‘’ Sampah organic seperti sayur-sayuran dan kulit buah-buahan kita kelola untuk menghasilkan pupuk kompos dan sampah non organic dikelola menjadi daur ulang,’’ terang Ahmad Zaki Kasi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sampah kepada Riauterkini di Bangkinang, Kamis (9/12/10).
Kendala yang dihadapi saat ini kurangnya bahan baku untuk pengolahan sampah menjadi pupuk kompos. ‘’ Mesin pengolahan sampah ada dua unit namun karena keterbatasan bahan baku mesin yang beroperasi hanya satu, Untuk itu kita berharap partisipasi masyarakat untuk dapat memilah sampah organik dan non organic,’’ ujarnya.
Harga pupuk kompos yakni Rp 1000 per kilogramnya. ‘’ Dan sudah banyak pesanan dari masyarakat dan Alhamdulillah permintaan pupuk kompos dapat kita penuhi. Dari hasil penjualan pupuk kompos nantinya akan dapat menambah PAD Kampar,’’ ungkap Zaki.
Dikatakannya, pengolahan sampah terpadu ini sudah berjalan selama satu tahun, ‘’ Pengolahan sampah terpadu ini beberapa waktu lalu menjadi salah satu tempat pengolahan sampah terbaik di Propinsi Riau,’’ terangnya.
Pengolahan sampah terpadu ini berlokasi di Kelurahan Pasir Sialang Kecamatan Bangkinang Seberang. Beroperasi diatas lahan seluas 1/4 hektar.
Tempat Pembuangan Akhir Sampah yang dikelola dinas Pasar Kebersihan dan Pertamanan kabupaten Kampar berhasil mengelola sampah terpadu. Dari pengolahan sampah tersebut saat ini menghasilkan rata 500 kilogram perbulan pupuk kompos yang dihasilkan dari sampah organic. Untuk sampah non organic menghasilkan daur ulang.
‘’ Sampah organic seperti sayur-sayuran dan kulit buah-buahan kita kelola untuk menghasilkan pupuk kompos dan sampah non organic dikelola menjadi daur ulang,’’ terang Ahmad Zaki Kasi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sampah kepada Riauterkini di Bangkinang, Kamis (9/12/10).
Kendala yang dihadapi saat ini kurangnya bahan baku untuk pengolahan sampah menjadi pupuk kompos. ‘’ Mesin pengolahan sampah ada dua unit namun karena keterbatasan bahan baku mesin yang beroperasi hanya satu, Untuk itu kita berharap partisipasi masyarakat untuk dapat memilah sampah organik dan non organic,’’ ujarnya.
Harga pupuk kompos yakni Rp 1000 per kilogramnya. ‘’ Dan sudah banyak pesanan dari masyarakat dan Alhamdulillah permintaan pupuk kompos dapat kita penuhi. Dari hasil penjualan pupuk kompos nantinya akan dapat menambah PAD Kampar,’’ ungkap Zaki.
Dikatakannya, pengolahan sampah terpadu ini sudah berjalan selama satu tahun, ‘’ Pengolahan sampah terpadu ini beberapa waktu lalu menjadi salah satu tempat pengolahan sampah terbaik di Propinsi Riau,’’ terangnya.
Pengolahan sampah terpadu ini berlokasi di Kelurahan Pasir Sialang Kecamatan Bangkinang Seberang. Beroperasi diatas lahan seluas 1/4 hektar.
Comments
Post a Comment
Tinggalkan Komentar Beserta URL Anda. Saya sarankan Tidak menggunakan Anonymous.