Pramono Anung Dalam Dunia Politik

Pramono Anung dinobatkan sebagai politikus paling berpengaruh tahun 2010 setelah dilakukan survei oleh Konsultan politik Charta Politika. pramono Anung yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu mengalahkan tiga rekan separtainya, Tjahjo Kumolo, Gayus Lumbuun, dan Maruarar Sirait, serta satu politikus Partai Hati Nurani Rakyat, Akbar Faizal.

Pramono Anung dinilai Charta sebagai politikus oposisi yang tidak hanya memiliki intensitas pemberitaan dan pernyataan yang tinggi di media, tetapi juga berhasil memerankan diri dengan baik sebagai komunikator politik yang santun di antara tokoh politisi partai oposisi pemerintahan lainnya.

"Menjadi oposisi sebenarnya lebih indah," ujar Pramono dalam sambutannya saat menerima penghargaan tersebut di Hotel Nikko, Jakarta.Pramono menjelaskan bahwa dirinya tidak ingin bangsa Indonesia terkena epidemi tabalbo seperti yang dialami oleh negara Babilonia di zaman dahulu. Saat itu, Babilonia sempat menjadi pusat peradaban dunia, tetapi kemudian hancur karena perilaku politik yang semata mengkritik dan saling serang tanpa upaya penyelesaian masalah yang dihadapi.
"Epidemi tabalbo ini adalah saling menyalahkan, saling menyerang satu sama lain, tapi akhirnya tak satu pun masalah bisa diselesaikan," kata dia.

Dalam konteks masalah di Indonesia, Pramono menyebutkan bahwa berbagai masalah dihadapi pemerintahan bermunculan mulai dari kasus Gayus, Century, hingga polemik keistimewaan Yogyakarta. "Tetapi tak pernah satu pun masalah-masalah itu terselesaikan," kata mantan Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu.

Penganugerahan ini dilakukan Charta Politika karena menyadari penting adanya penelitian dengan metode survei berdasarkan penelusuran media (media tracking). Untuk mengukur dan menganalisis pengaruh tokoh di media tersebut, Charta Politika melakukan survei tracking media.

Comments